Penulis : LINGLING XU, JULIAN LIN, dan HOCK CHUAN CHAN.
URL DOI : http://doi.acm.org/10.1145/2240156.2240160
Abstrak :
This study examines how the nature of technology affects users’ intention to continue using information technologies. It proposes an extended technology acceptance model, with perceived ease of use, perceived usefulness and pleasure affecting the intention to continue using a technology. We hypothesized that these effects are moderated by the technology’s utilitarian and hedonic values. The model was validated for smartphone functions. A user survey showed that perceived ease of use significantly affected the intention to continue using only for high-utilitarian functions, whereas pleasure affected the intention to continue using only for high-hedonic functions. The effect of perceived ease of use on perceived usefulness was stronger for high-utilitarian than for low-utilitarian functions. The effect of pleasure on perceived usefulness was stronger for high-hedonic than for low-hedonic functions. The results suggest that marketing should consider the nature of the functions.
Pengkaji : Muammar Haikal Perdana (G64120104)
Ulasan :
Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang digunakan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi tujuan pengguna untuk menggunakan IT atau melanjutkan penggunaan IT. Selama beberapa tahun, TAM sudah diterima secara luas untuk mengetahui dan memeriksa tujuan user saat menggunakan IT dalam berbagai konteks. Menurut TAM, faktor utama yang membuat user ingin menggunakan IT atau tetap melanjutkan penggunaan IT adalah :
- Perceived usefulness (kegunaan yang dirasakan) –disingkat PU, yaitu tingkat seseorang percaya bahwa ketika ia menggunakan suatu teknologi, teknologi tersebut akan meningkatkan kinerjanya.
- Perceived ease of use (kemudahan yang dirasakan) –disingkat PEOU, yaitu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa penggunaan suatu teknologi akan membuatnya bebas dari kerja atau dapat mempermudah kerjanya.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa nature of technology (sifat-sifat teknologi) seperti nilai hedonis dan nilai utilitarian merupakan kondisi batas untuk validitas TAM. Nilai utilitarian dan nilai hedonis adalah dua dimensi yang independen untuk menentukan sifat suatu teknologi (nature of technology). Teknologi utilitarian adalah teknologi yang ditujukan untuk memberikan nilai instrumental kepada user, contohnya menyediakan informasi untuk mengerjakan suatu tugas. Sementara itu, teknologi hedonis adalah teknologi yang memberikan nilai pengalaman kepada user, contohnya memberikan rasa senang dan gembira kepada user setelah menggunakan suatu teknologi. Misalnya, ketika user menggunakan smartphone, user dapat memperoleh nilai utilitarian (kenyamanan saat menelpon dan menerima telepon) dan nilai hedonis (kesenangan saat mendengarkan musik).
Penelitian ini fokus kepada peran-peran apa saja yang dimiliki oleh sifat teknologi (nilai utilitarian dan nilai hedonis) yang memoderatori TAM (Technology Acceptance Model). Maksud dari moderator dalam riset psokologi sosial adalah variabel yang mempengaruhi kekuatan hubungan sebuah variabel independent/prediksi dan sebuah variabel dependent/kriteria. Secara spesifik, penelitian ini mengusulkan sebuah model TAM yang telah dimoderasi yang mengandung 3 variabel independen (perceived usefulness, perceived ease of use, dan pleasure). 2 variabel moderator (nilai utilitarian dan nilai hedonis) serta 1 variabel dependent (Niat untuk terus menggunakan teknologi).
Model yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut (Bagan 1) :
- Niat untuk terus menggunakan sebuah teknologi (intention to continue to use –disingkat IC) ditentukan oleh dua faktor kognitif, yaitu perceived usefulness (disingkat PU) dan perceived ease of use (disingkat PEOU), dan satu faktor emosional yaitu kesenangan (pleasure –disingkat PLE).
- Nilai utilitarian suatu teknologi mempengaruhi hubungan dari faktor PU ke IC, hubungan dari faktor PEOU ke IC, dan hubungan dari faktor PEOU ke faktor PU.
- Nilai hedonis suatu teknologi mempengaruhi hubungan faktor kesenangan (pleasure) ke IC, hubungan faktor kesenangan dan faktor PEOU, dan hubungan faktor kesenangan ke faktor PU.
Bagan 1. Model penelitian (Hedonic-utilitarian model)
Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai utilitarian dan nilai hedonis dari suatu teknologi memoderasi hubungan antara antesedan dan niat untuk terus menggunakan teknologi. Antesedan dalam model ini adalah perceived usefulness, perceived ease of use, dan pleasure. Temuan pertama yaitu ciri khas dari PEOU untuk memprediksi niat untuk terus menggunakan teknologi bergantung kepada nilai utilitarian dari teknologi. Faktor kemudahan yang dirasakan (perceived ease of use) mempengaruhi niat user untuk terus menggunakan teknologi yang nilai utilitariannya tinggi. Jika suatu teknologi dirasa mudah untuk digunakan, maka teknologi tersebut juga dirasa lebih berguna. Selain itu, ditemukan juga bahwa kesenangan didapat dari menggunakan suatu fungsi teknologi yang mengandung faktor perceived usefulness dan perceived ease of use. Seperti yang dihipotesiskan, hubungan antara kesenangan dan perceived usefulness lebih kuat untuk fungsi teknologi yang memiliki nilai hedonis tinggi dibanding nilai hedonis rendah.
Penelitian ini berguna dalam kontribusi perbaikan literatur TAM dengan menambahkan dua variabel moderator, yaitu nilai hedonis dan nilai utilitarian dari suatu teknologi yang diteliti. Efek dari variabel moderator dapat membantu menjelaskan mengapa faktor seperti perceived usefulness dan perceived ease of use menunjukkan kepentingan yang berbeda dalam konteks yang berbeda. Yang lebih penting, efek yang kuat dari sifat teknologi (nature of technology) menyarankan teori sistem informasi yang lain harus mempertimbangkan juga nilai utilitarian atau nilai hedonis saat teori diterapkan untuk memeriksa teknologi yang melayani untuk pencapaian tujuan maupun untuk hiburan.